Jumat, 18 Oktober 2013

MISTERI KEESOKTISAN PASAR BUBRAH


Apa yang akan kita bayangkan ketika kamu naik gunung, tentu yang selalu terbayangkan akan keindahan alam dan keeksotisan puncak yang begitu mempesona terlihat dari kejauhan. Namun apa yang akan kita bayangkan jika keksotisan yang kita lihat ini dibarengi dengan sebuah pesona mistis yang selalu menjadi mitos dari sejarah keberadaan gunung yang kita daki. Ada beberapa istilah yang akan kita temukan sebagai Pendaki Gunung, yaitu tentang keberadaan Pasar Setan dimana pesona mistis dan ghaib dari keberadaan Pasar Setan ini tidak akan pernah lepas dari bayang- bayang para pencinta alam yang berjuang untuk sekedar menikmati keksotisan gunung yang mereka tapaki.

Hal tentang nuansa mistis dan ghaib tersebut tidak akan lepas dari keberadaan Gunung Merapi (2900 Mdpl) yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang letusan terhebatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta, Klaten, Boyolali dan Magelang di tahun 2010 yang lalu. Gunung Merapi bukanlah sebuah gunung yang relatif tinggi seperti gunung- gunung yang lain yang ada disekitarnya, bahkan lebih tinggi Gunung Merbabu (3142 Mdpl) yang letaknya bersebrangan dengan Gunung Merapi di jalur Selo, Boyolali. Namun apa jadinya jika Gunung Merapi menjadi gunung yang menyimpan banyak misteri terkait keberadaan Pasar Bubrah yang menurut sebagian orang menjadi Pasar Setannya dari gunung ini.

Bagi para pendaki dan pencinta alam yang ingin merasakan keeksotisan Gunung Merapi dari Pasar Bubrah dapat melewati jalur pendakian Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Dengan intensitas jalur pendakian yang tidak begitu rumit dari wilayah perladangan penduduk hingga menjelang pos 2 dengan jalur menanjak dan berbatu. Setelah melewati tebing jurang Gunung Merapi di pinggiran lahar dingin Sungai Bebeng para pendaki akan menikmati keeksotisan pemandangan alam dari tugu pos 3 yang ditandai dengan adanya Memoriam para pendaki Gunung Merapi yang meninggal di sekitar pos 3. Dari pos 3 ini akan terlihat ke bagian bawah dataran yang cukup luas yang ditengah- tengahnya terdapat jalan menuju Puncak Garuda (2900 Mdpl) dengan medan berbatu dan berpasir. Dataran ini yang sering disebut dengan Pasar Bubrah (dalam bahasa Jawa “Bubrah" berarti ambruk atau hancur), disini para pendaki bisa beristirahat sejenak ataupun memasak perbekalan yang perbekalan yang sudah dibawa dari bawah. Pasar Bubrah memang menjadi tempat favorit bagi para pendaki untuk mendirikan tenda karena tempatnya yang cukup luas dengan diselingi beberapa cerukan batu yang bisa digunakan sebagai tempat untuk berlindung sewaktu badai menerjang Puncak Garuda.

Dahulunya Pasar Bubrah merupakan bekas kawah Gunung Merapi ratusan tahun yang lalu yang telah mati. Ditengah Pasar Bubrah berdiri megah kawah aktif Merapi dengan puncak tertinggi Puncak Garuda. Namun sekarang batu di Puncak Garuda sudah semakin runtuh akibat aktifitas gunung yang yang selalu mengeluarkan asap belerang sulfatara yang begitu dashyat yang terkadang melongsorkan material batu dan pasir sepanjang jalur pendakian menuju bibir kawah dan puncak.

Walaupun sering digunakan sebagai tempat istirahat bagi para pendaki Gunung Merapi namun banyak mitos yang berkembang di kalangan masyarakat lereng Gunung Merapi terkait keberadaan Pasar Bubrah ini. Banyak dan sering diceritakan oleh masyarakat sekitar lereng Merapi yang mengatakan bahwa di Pasar Bubrah merupakan sarang dari makhluk halus penunggu gunung, akan tetapi sebagai manusia para pendaki sendiri pun cukup menghormati mitos yang selalu diceritakan oleh masyarakat setempat, terkait keberadaan Kyai/Mbah Petruk sebagai makhluk penunggu tetap wilayah Pasar Bubrah. Namun diluar pemikiran ghaib dan mitos harus diwaspadai oleh para pendaki yang beristirahat di Pasar Bubrah bahwa di wilayah ini paling sering terjadi badai yang dikarenakan wilayah ini berada di punggungan gunung tanpa ada vegetasi tanaman apapun yang dapat digunakan oleh para pendaki untuk berlindung sehingga sering sekali memakan korban jiwa dari para pendaki yang tidak bisa bertahan dari terjangan badai di Pasar Bubrah ini.   

Apa pun yang akan diceritakan terkait keeksotisan Gunung Merapi dan keberadaan Pasar Bubrah yang menjadi Pasar bagi setan- setan/makhluk halus penunggu Gunung Merapi seluruhnya harus kita jaga sebagaimana seluruh kebenaran dari keberadaan makhluk- makhluk halus penunggu Pasar Bubrah menjadi misteri alam yang kita pun tak akan pernah tahu akan kebenaran ini, dengan tetap menjaga kelestarian Gunung Merapi manusia akan tetap bisa hidup berdampingan dengan alam dan keindahannya biarkan menjadi misteri yang belalu dari kemegahan alam. Salam Rimba........!!!!(A.R.)
Foto Pasar Bubrah Gunung Merapi (terlihat berkabut setelah badai)







Dokumentasi Pendakian Gunung Merapi 30 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar